Powered By Blogger

Kamis, 23 Juni 2011

Aset Tidak Berwujud Donald E. Kieso, Akuntansi Intermediate, Edisi 10 Bab 12, Soal L12-6 dan L12-15

Soal L12-6 (Pencatatan dan Amortisasi Aktiva Tak Berwujud).
Rolanda Marshall Company, yang didirikan pada tahun 2001, telah membuat suatu akun tunggal untuk semua aktiva tak berwujud. Ikhtisar berikut mengungkapkan ayat jurnal debet yang dicatat selama tahun 2002 :
            2/1/02 Paten yang dibeli (umur 8 tahun)                                 $    350.000
            1/4/02 Goodwill yang dibeli (umur tak terbatas)                          360.000
            1/7/02 Waralaba yang dibeli dengan umur 10 tahun ,
                         Masa berlaku hingga 1/7/12                                             450.000
            1/8/02 Pembayaran Hak Cipta (umur 5 tahun)                            156.000
            1/9/02 Biaya penelitian dan pengembangan                                 215.000
                                                                                                              $ 1.531.000

Diminta :
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan unuk memperjelas akun Aktiva Tak Berwujud dan membuat akun terpisah untuk jenis aktiva tak berwujud yang berbeda. Buatlah ayat jurnal per 31 Desember 2002, dengan mencatat setiap amortisasi yang diperlukan dan merefleksikan semua saldo dengan benar pada tanggal tersebut (amortisasi garis-lurus).



Kutipan Ayat PSAK No. 19 (Revisi 2000) Tentang Aset tidak Berwujud yang Terkait Dengan Soal L12-6 :

Definisi
08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau tujuan administratif.
Aset adalah sumber daya yang:
(a) dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lampau; dan
(b) bagi perusahaan diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan.
Amortisasi adalah alokasi sistematis dari nilai aset tidak berwujud yang dapat didepresiasi selama masa manfaat aset tersebut.
Nilai yang dapat didepresiasi adalah biaya perolehan suatu aset, atau nilai lain yang fungsinya menggantikan biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisa.
Masa manfaat adalah:
(a) periode waktu aset diperkirakan akan dimanfaatkan oleh perusahaan; atau
(b jumlah unit produksi atau sejenisnya yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari aset tersebut.
Biaya perolehan adalah jumlah uang kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumberdaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset pada saat perolehan atau saat diproduksi. 
Nilai tercatat aset adalah nilai aset yang disajikan dalam neraca sesudah dikurangi dengan akumulasi depresiasi atau amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Aset Tidak Berwujud
09. Perusahaan sering kali mengeluarkan sumber daya untuk mendapatkan, mengembangkan, memelihara atau memperkuat sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementansi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Contoh aset tidak berwujud yagn dicakup dalam judul luas tersebut adalah: piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak pengusahaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar.
10. Tidak semua unsur yang dicantumkan pada paragraf 9 memenuhi definisi aset tidak berwujud, yaitu keteridentifikasian, adanya pengendalian sumber daya dan adanya manfaat ekonomis di masa depan. Jika suatu unsur yang dicakup dalam Pernyataan ini tidak memenuhi definisi aset tidak berwujud, maka pengeluaran yang dilakukan dalam rangka memperoleh atau menciptakan sendiri aset tersebut diperlakukan sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu penggabungan usaha yang bentuknya akuisisi, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari muhibah (goodwill) yang diakui pada tanggal akuisisi (lihat paragraf 50),

Keteridentifikasian
11. Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill). Muhihah (goodwill) yang timbul dari penggabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa depan.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Pengakuan dan Pengukuran Awal Aset Tidak Berwujud
20. Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika:
(a) kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan
(b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
23. Suatu aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.

Aset Tidak Berwujud Yang Dihasilkan Secara Internal
34. Dalam menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara intern memenuhi syarat untuk diakui, perusahaan menggolongkan proses dihasilkannya aset tidak berwujud menjadi dua tahap:
(a) tahap penelitian atau riset; dan
(b) tahap pengembangan.
35. Jika suatu perusahaan tidak dapat membedakan antara tahap riset dan tahap pengembangan pada suatu proyek intern untuk menghasilkan aset tidak berwujud, maka perusahaan memperlakukan pengeluaran untuk proyek itu seolah-olah sebagai pengeluaran yang dilakukan hanya pada tahap riset saja.

Tahap Riset
36. Perusahaan tidak boleh mengakui aset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahap riset pada suatu proyek intern). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek intern) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
37. Pernyataan ini menganut pandangan bahwa dalam tahap riset pada suatu proyek, suatu perusahaan tidak dapat menunjukkan telah adanya suatu aset tidak berwujud yang akan dapat menghasilkan manfaat ekonomis masa depan. Dengan demikian, pengeluaran untuk riset selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Pengakuan Beban
50. Pengeluaran untuk suatu pos aset tidak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali:
(a) pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (lihat paragraf 20-49); atau
(b) pos tersebut diperoleh melalui suatu penggabungan usaha yang berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Apabila demikian halnya, maka pengeluaran tersebut (yang termasuk dalam biaya perolehan akuisisi) merupakan bagian dari muhibah (goodwill) atau muhibah (goodwill) negatif pada tanggal akuisisi.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
57. Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilainya.

Amortisasi
Periode Amortisasi
58. Jumlah yang dapat diamortisasi dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung saat aset siap untuk digunakan.
59. Manfaat ekonomis masa depan yang terkandung dalam suatu aset tidak berwujud dikonsumsi dengan berjalannya waktu. Untuk mencerminkan konsumsi tersebut, nilai tercatat aset tersebut diturunkan. Hal tersebut, dilakukan melalui alokasi yang sistematis atas biaya perolehan, dikurangi nilai sisa. Alokasi yang sistematis tersebut diperhitungkan sebagai beban amortisasi sepanjang masa manfaat aset tersebut.

Metode Amortisasi
67. Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh perusahaan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, maka harus digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode harus diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkan atau mengharuskannya untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aset lain.
68. Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasi jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode itu meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit produksi. Metode yang digunakan pada suatu aset ditentukan berdasarkan perkiraan pola konsumsi manfaat ekonomis dan diterapkan secara konsisten dari satu periode ke periode lainnya, kecuali bila terdapat perubahan dalam perkiraan pola konsumsi tersebut.

Nilai Sisa                                                                                                                        
70. Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diumsikan sama dengan nol, kecuali:
(a) ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir msa  manfaatnya; atau
(b)  ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:
(i) nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut; dan
(ii) terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa pasar yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir masa manfaat aset.
71. Nilai yang dapat diamortisasi dari aset tidak berwujud ditentukan dengan mengurangkan nilai sisanya. Nilai sisa yang tidak sama dengan nol memberikan implikasi bahwa perusahaan berharap untuk menjual aset tidak berwujud tersebut sebelum masa ekonomisnya berakhir.

PENGUNGKAPAN
Umum
85. Suatu golongan aset tidak berwujud adalah sekumpulan aset yang karakteristik dan penggunaannya dalam operasi perusahaan serupa. Contoh golongan aset tidak berwujud adalah:
(a) nama merek;
(b) piranti lunak komputer;
(c) lisensi dan waralaba;
(d) hak cipta, paten, dan hak kekayaan intelektual lainnya;
(e) resep, formula, model, desain dan prototipe; dan
(f) aset tidak berwujud dalam pengembangan
Golongan-golongan di atas dapat lebih diperinci (atau digabungkan) menjadi golongan yang lebih kecil (besar) sepanjang dapat menghasilkan informasi yang lebih relevan bagi pemakai laporan keuangan.

Pengeluaran Riset dan Pengembangan
90. Laporan keuangan harus mengungkapkan jumlah keseluruhan pengeluaran riset dan pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.



Kutipan IFRS No. 38 Tentang Intangible Assets yang Terkait Dengan Soal L12-15 :

An intangible asset is an identifiable non-monetary asset without physical substance.

Recognition and Measurement
The recognition of an item as an intangible asset requires an entity to demonstrate that the item meets:
(a) the definition of an intangible asset; and
(b) the recognition criteria.
An asset is identifiable if it either:
(a) is separable, ie is capable of being separated or divided from the entity and sold, transferred, licensed, rented or exchanged, either individually or together with a related contract, identifiable asset or liability, regardless of whether the entity intends to do so; or
(b) arises from contractual or other legal rights, regardless of whether those rights are transferable or separable from the entity or from other rights and obligations.
An intangible asset shall be recognised if, and only if:
(a) it is probable that the expected future economic benefits that are attributable to the asset will flow to the entity; and
(b) the cost of the asset can be measured reliably.
An intangible asset shall be measured initially at cost.  The cost of a separately acquired intangible asset comprises:
(a) its purchase price, including import duties and non-refundable purchase taxes, after deducting trade discounts and rebates; and
(b) any directly attributable cost of preparing the asset for its intended use.
In accordance with IFRS 3 Business Combinations, if an intangible asset is acquired in a business combination, the cost of that intangible asset is its fair value at the acquisition date. If an asset acquired in a business combination is separable or arises from contractual or other legal rights, sufficient information exists to measure reliably the fair value of the asset.

Internally Generated Intangible Assets
Internally generated goodwill shall not be recognised as an asset.  No intangible asset arising from research (or from the research phase of an internal project) shall be recognised. Expenditure on research (or on the research phase of an internal project) shall be recognised as an expense when it is incurred.
Expenditure on an intangible item shall be recognised as an expense when it is incurred unless:
(a) it forms part of the cost of an intangible asset that meets the recognition criteria; or
(b) the item is acquired in a business combination and cannot be recognised as an intangible asset. If this is the case, it forms part of the amount recognised as goodwill at the acquisition date (see IFRS 3).

Measurement After Recognition
An entity shall choose either the cost model or the revaluation model as its accounting policy. If an intangible asset is accounted for using the revaluation model, all the other assets in its class shall also be accounted for using the same model, unless there is no active market for those assets.
Cost model: After initial recognition, an intangible asset shall be carried at its cost less any accumulated amortisation and any accumulated impairment losses.
Revaluation model: After initial recognition, an intangible asset shall be carried at a revalued amount, being its fair value at the date of the revaluation less any subsequent accumulated amortisation and any subsequent accumulated impairment losses. For the purpose of revaluations under this Standard, fair value shall be determined by reference to an active market. Revaluations shall be made with such regularity that at the end of the reporting period the carrying amount of the asset does not differ materially from its fair value.
If an intangible asset’s carrying amount is increased as a result of a revaluation, the increase shall be recognised in other comprehensive income and accumulated in equity under the heading of revaluation surplus. However, the increase shall be recognised in profit or loss to the extent that it reverses a revaluation decrease of the same asset previously recognised in profit or loss. If an intangible asset’s carrying amount is decreased as a result of a revaluation, the decrease shall be recognised in profit or loss. However, the decrease shall be recognised in other comprehensive income to the extent of any credit balance in the revaluation surplus in respect of that asset.

Useful Life
An entity shall assess whether the useful life of an intangible asset is finite or indefinite and, if finite, the length of, or number of production or similar units constituting, that useful life. An intangible asset shall be regarded by the entity as having an indefinite useful life when, based on an analysis of all of the relevant factors, there is no foreseeable limit to the period over which the asset is expected to generate net cash inflows for the entity.
Useful life is:
(a) the period over which an asset is expected to be available for use by an entity; or
(b) the number of production or similar units expected to be obtained from the asset by an entity.

Intangible Assets with Finite Useful Lives
The depreciable amount of an intangible asset with a finite useful life shall be allocated on a systematic basis over its useful life. Depreciable amount is the cost of an asset, or other amount substituted for cost, less its residual value. Amortisation shall begin when the asset is available for use, ie when it is in the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management. Amortisation shall cease at the earlier of the date that the asset is classified as held for sale (or included in a disposal group that is classified as held for sale) in accordance with IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations and the date that the asset is derecognised. The amortisation method used shall reflect the pattern in which the asset's future economic benefits are expected to be consumed by the entity. If that pattern cannot be determined reliably, the straight-line method shall be used. The amortisation charge for each period shall be recognised in profit or loss unless this or another Standard permits or requires it to be included in the carrying amount of another asset.
The residual value of an intangible asset is the estimated amount that an entity would currently obtain from disposal of the asset, after deducting the estimated costs of disposal, if the asset were already of the age and in the condition expected at the end of its useful life. The residual value of an intangible asset with a finite useful life shall be assumed to be zero unless:
(a) there is a commitment by a third party to purchase the asset at the end of its useful life; or
(b) there is an active market for the asset and:
(i) residual value can be determined by reference to that market; and
(ii) it is probable that such a market will exist at the end of the asset’s useful life.

Intangible Assets with Indefinite Useful Lives
An intangible asset with an indefinite useful life shall not be amortised.
In accordance with IFRS 36 Impairment of Assets, an entity is required to test an intangible asset with an indefinite useful life for impairment by comparing its recoverable amount with its carrying amount
(a) annually, and
(b) whenever there is an indication that the intangible asset may be impaired.
The useful life of an intangible asset that is not being amortised shall be reviewed each period to determine whether events and circumstances continue to support an indefinite useful life assessment for that asset. If they do not, the change in the useful life assessment from indefinite to finite shall be accounted for as a change in an accounting estimate in accordance with IFRS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors.


Terjemahan :

Aset tidak berwujud merupakan aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik.

Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan item sebagai aset tidak berwujud membutuhkan suatu entitas untuk menunjukkan bahwa item tersebut memenuhi:
(a) definisi aset tidak berwujud, dan
(b) kriteria pengakuan.
Suatu aset yang dapat diidentifikasi jika itu baik:
(a) terpisah, yaitu mampu dipisahkan atau dibagi dari entitas dan dijual, ditransfer, lisensi, disewa atau ditukar, baik sendiri maupun bersama-sama dengan kontrak terkait, aktiva yang dapat diidentifikasi atau kewajiban, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan sehingga; atau
(b) timbul dari hak hukum kontrak atau lainnya, terlepas dari apakah hak-hak tersebut dipindahtangankan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak lain dan kewajiban.
Suatu aset berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
(a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan yang dapat diatribusikan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suatu aset berwujud harus diukur awalnya sebesar harga perolehan. Biaya aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri dari:
(a) harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak beli tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangi diskon dagang dan rabat, dan
(b) biaya terkait secara langsung menyiapkan aset untuk digunakan.
Sesuai dengan IFRS Bisnis 3 Penggabungan, jika aset tidak berwujud yang diperoleh dalam penggabungan usaha, biaya dari aktiva tak berwujud nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika aset yang diperoleh dari penggabungan usaha adalah terpisah atau timbul dari hak hukum kontrak atau lainnya, ada informasi yang memadai untuk mengukur andal nilai wajar dari aset.

Internal Aset Tidak Berwujud
Internal goodwill yang dihasilkan tidak akan diakui sebagai aset.
Tidak ada aset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahap penelitian proyek internal) harus diakui. Pengeluaran untuk riset (atau pada tahap penelitian proyek internal) diakui sebagai beban saat terjadinya.
Pengeluaran untuk item tak berwujud harus diakui sebagai beban pada saat terjadi kecuali:   
(a)  merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan, atau
(b) aset tersebut diperoleh dalam penggabungan usaha dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Jika hal ini terjadi, itu merupakan bagian dari jumlah yang diakui sebagai goodwill pada tanggal akuisisi (lihat IFRS 3).


Pengukuran Setelah Pengakuan
Sebuah entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi. Jika aset tak berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, semua aset lain di kelasnya juga harus dicatat dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Model Biaya: Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud harus dilakukan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Revaluasi model: Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud harus dilakukan pada nilai revaluasi, yang nilai wajarnya pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi berikutnya dan kerugian penurunan nilai berikutnya akumulasi. Untuk tujuan revaluasi oleh Standar ini, nilai wajar, harus ditentukan dengan mengacu pada pasar aktif. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan sedemikian rupa sehingga pada akhir periode pelaporan nilai tercatat aktiva tersebut tidak berbeda secara material dari nilai wajarnya.  
Jika jumlah aset tidak berwujud yang tercatat meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut harus diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi apabila besar penurunan nilai akibat revaluasi aset yang sama sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi. Jika jumlah aset tidak berwujud yang tercatat menurun sebagai akibat revaluasi, penurunan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan tersebut harus diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya sampai sebatas saldo kredit dalam surplus revaluasi aset tersebut.

Masa Manfaat
Entitas menilai apakah masa manfaat aset tidak berwujud adalah terbatas atau tidak terbatas dan, jika terbatas, panjang, atau jumlah unit produksi atau serupa merupakan, bahwa kehidupan berguna. Suatu aset berwujud harus dianggap oleh entitas sebagai memiliki manfaat tidak terbatas ketika, berdasarkan analisis dari semua faktor yang relevan, tidak ada batasan mendatang untuk periode dimana aset diharapkan dapat menghasilkan arus kas bersih untuk entitas .
Masa manfaat adalah:
(a) periode dimana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan oleh entitas; atau
(b) jumlah unit produksi atau serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh entitas.

Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat Terbatas
Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat yang terbatas harus dialokasikan secara sistematis selama masa manfaatnya. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya dari aktiva, atau jumlah lainnya diganti dengan biaya perolehan setelah dikurangi nilai sisa nya. Amortisasi harus mulai pada saat aktiva tersebut tersedia untuk digunakan, yaitu saat dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk mampu beroperasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen. Amortisasi berakhir pada awal dari tanggal yang aset diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok pembuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan tanggal aset tersebut dihentikan pengakuannya. Metode amortisasi yang digunakan harus mencerminkan pola dimana manfaat masa depan aset ekonomi diperkirakan akan dikonsumsi oleh entitas. Jika pola yang tidak dapat ditentukan secara andal, metode garis lurus harus digunakan. Biaya amortisasi untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali ini atau standar lain izin atau memerlukan itu untuk dimasukkan dalam nilai tercatat aktiva lain.
Nilai sisa aset tidak berwujud adalah jumlah diperkirakan entitas saat ini akan diperoleh dari penjualan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset sudah usia dan dalam kondisi yang diharapkan pada akhir manfaatnya hidup. Nilai sisa dari suatu aktiva tidak berwujud dengan masa manfaat yang terbatas harus dianggap nol kecuali:
(a) ada komitmen oleh pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa manfaatnya; atau
(b) terdapat pasar aktif untuk aset dan:
(i)   nilai sisa dapat ditentukan dengan mengacu ke pasar itu; dan
(ii) kemungkinan bahwa pasar seperti itu akan ada pada akhir masa manfaat aktiva tersebut.

Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat Tidak Terbatas
Aset tidak berwujud dengan manfaat tidak terbatas tidak boleh diamortisasi.
Sesuai dengan IFRS 36 Penurunan Nilai Aktiva, entitas diperlukan untuk menguji suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas untuk penurunan dengan membandingkan jumlah yang dapat diperoleh kembali dengan nilai tercatat
(a) setiap tahun, dan
(b) apabila terdapat indikasi bahwa aktiva tidak berwujud mungkin terganggu.
Masa manfaat aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi harus ditinjau setiap periode untuk menentukan apakah peristiwa dan keadaan terus mendukung penilaian hidup tidak terbatas berguna untuk aset tersebut. Jika tidak, perubahan dalam penilaian masa manfaat dari tidak terbatas untuk terbatas harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan IFRS 8 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.



Jawaban Soal L12-6 Menurut PSAK :

Berikut ini adalah informasi terkait atas transaksi aset tidak berwujud yang terjadi pada Rolanda Marshall Company selama tahun 2002:
2/01/02       Paten, masa manfaat 8 tahun, biaya perolehan sebesar $ 350.000
1/04/02       Goodwill, masa manfaat tidak terbatas, biaya perolehan sebesar  $ 360.000
1/07/02       Waralaba, masa manfaat 10 tahun, biaya perolehan sebesar $ 450.000
1/08/02       Hak cipta, masa manfaat 5 tahun, biaya perolehan sebesar $156.000
1/09/02       Beban penelitian dan pengembangan sebesar $ 215.000
Semua transaksi terkait aset tidak berwujud ini awalnya dicatat oleh Rolanda Marshall Company  kedalam suatu akun tunggal Aset Tidak Berwujud.

Berikut adalah ayat jurnal yang diperlukan untuk memperjelas akun Aset Tidak Berwujud menjadi akun–akun terpisah untuk setiap jenis aset tak berwujud yang berbeda:
Paten                                                               $ 350.000                    -
Goodwill                                                         $ 360.000                    -
Waralaba                                                         $ 450.000                    -
Hak Cipta                                                        $ 156.000                    -
Beban Penelitian dan Pengembangan             $ 215.000                    -
            Aset Tidak Berwujud                                 -                $  1.531.000

Berikut ini adalah ayat jurnal per 31 Desember 2002 untuk mencatat setiap amortisasi yang diperlukan atas aset tidak berwujud.
Beban Amortisasi                                            $ 79.250                     -
            Akumulasi Amortisasi Paten                     -                        $ 43.750
            Akumulasi Amortisasi Waralaba               -                        $ 22.500
            Akumulasi Amortisasi Hak Cipta             -                        $ 13.000

Perhitungan beban amortisasi per 31 Desember 2002 dengan menggunakan metode garis lurus:
-          Paten
($ 350.000/8)                                                   = $ 43.750
-          Waralaba
($450.000/10)x6/12                                         = $ 22.500
-          Hak Cipta
($ 156.000/5)x5/12                                          = $ 13.000  +
                                                                                       $ 79.250      

Untuk beban penelitian dan pengembangan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud dan juga tidak dilakukan amortisasi. Beban penelitian dan pengembangan hanya diakui sebagai beban pada saat terjadinya saja.
Untuk goodwill, pada saat dibeli dinyatakan memiliki masa manfaat yang tidak terbatas.  Perusahaan juga tidak dapat menaksir secara wajar batasan masa manfaat yang dapat diharapkan atas aset tersebut.  Sehingga untuk goodwill ini tidak dapat dihitung besarnya beban amortisasi yang seharusnya diakui.

Saldo per 31 desember 2002 untuk akun-akun yang tergolong dalam aset tidak berwujud adalah sebagai berikut:
-          Paten
Biaya perolehan                                                 $ 350.000
Akumulasi Amortisasi                                      ($   43.750)
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   306.250
-          Goodwill
Biaya perolehan                                                 $ 360.000
Akumulasi Amortisasi                                      ($      -       )
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   360.000
-          Waralaba
Biaya Perolehan                                                  $ 450.000
Akumulasi Amortisasi                                       ($   22.500)
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   427.500
-          Hak cipta
Biaya perolehan                                                 $ 156.000
Akumulasi Amortisasi                                       ($   13.000)
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   143.000
Jumlah nilai tercatat aset tidak berwujud per 31 des 2002                 $ 1.236.750





 



Jawaban Soal L12-6 Menurut IFRS :

Berikut ini adalah informasi terkait atas transaksi aset tidak berwujud yang terjadi pada Rolanda Marshall Company selama tahun 2002:
2/01/02       Paten, masa manfaat 8 tahun, biaya perolehan sebesar $ 350.000
1/04/02       Goodwill, masa manfaat tidak terbatas, biaya perolehan sebesar  $ 360.000
1/07/02       Waralaba, masa manfaat 10 tahun, biaya perolehan sebesar $ 450.000
1/08/02       Hak cipta, masa manfaat 5 tahun, biaya perolehan sebesar $156.000
1/09/02       Beban penelitian dan pengembangan sebesar $ 215.000
Semua transaksi terkait aset tidak berwujud ini awalnya dicatat oleh Rolanda Marshall Company  kedalam suatu akun tunggal Aset Tidak Berwujud.

Berikut adalah ayat jurnal yang diperlukan untuk memperjelas akun Aset Tidak Berwujud menjadi akun–akun terpisah untuk setiap jenis aset tak berwujud yang berbeda:
Paten                                                               $ 350.000                    -
Goodwill                                                         $ 360.000                    -
Waralaba                                                         $ 450.000                    -
Hak Cipta                                                        $ 156.000                    -
Beban Penelitian dan Pengembangan             $ 215.000                    -
            Aset Tidak Berwujud                                 -                $  1.531.000

Berikut ini adalah ayat jurnal per 31 Desember 2002 untuk mencatat setiap amortisasi yang diperlukan atas aset tidak berwujud.
Beban Amortisasi                                            $ 79.250                     -
            Akumulasi Amortisasi Paten                     -                        $ 43.750
            Akumulasi Amortisasi Waralaba               -                        $ 22.500
            Akumulasi Amortisasi Hak Cipta             -                        $ 13.000

Perhitungan beban amortisasi per 31 Desember 2002 dengan menggunakan metode garis lurus:
-          Paten
($ 350.000/8)                                                   = $ 43.750
-          Waralaba
($450.000/10)x6/12                                         = $ 22.500
-          Hak Cipta
($ 156.000/5)x5/12                                          = $ 13.000  +
                                                                                       $ 79.250      

Untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan diakui hanya sebagai beban pada saat terjadinya saja.  Jadi, beban penelitian dan pengembangan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud dan juga tidak perlu dilakukan amortisasi.
Untuk goodwill, karena masa manfaatnya dinyatakan tidak terbatas maka tidak dapat dilakukan amortisasi atas goodwill tersebut.

Saldo per 31 desember 2002 untuk akun-akun yang tergolong dalam aset tidak berwujud adalah sebagai berikut:
-          Paten
Biaya perolehan                                                 $ 350.000
Akumulasi Amortisasi                                      ($   43.750)
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   306.250
-          Goodwill
Biaya perolehan                                                 $ 360.000
Akumulasi Amortisasi                                      ($      -       )
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   360.000
-          Waralaba
Biaya Perolehan                                                  $ 450.000
Akumulasi Amortisasi                                       ($   22.500)
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   427.500
-          Hak cipta
Biaya perolehan                                                 $ 156.000
Akumulasi Amortisasi                                       ($   13.000)
Nilai tercatat 31 desember 2002                                                $   143.000
Jumlah nilai tercatat aset tidak berwujud per 31 des 2002                 $ 1.236.750





 



Perbandingan Antara Aset Tidak Berwujud Menurut PSAK dengan Penurunan Nilai Aset Menurut IFRS

Berdasarkan jawaban soal L12-6 menurut PSAK dan IFRS diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara aset tidak berwujud menurut PSAK dengan aset tidak berwujud menurut IFRS adalah sebagai berikut :
·         Pengakuan dan Pengukuran Aset Tidak Berwujud
Suatu aset tidak berwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya.  Suatu aset tidak berwujud diakui jika dan hanya jika besar kemungkinan perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut, dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam hal ini, pada dasarnya antara PSAK dan IFRS dapat dikatakan tidak ada perbedaan.
·         Pengeluaran Penelitian dan Pengembangan
Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan tidak boleh diakui sebagai aset tidak berwujud oleh perusahaan.  Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan diakui hanya sebagai beban pada laporan laba rugi perusahaan.
Dalam hal ini, pada dasarnya antara PSAK dan IFRS dapat dikatakan tidak ada perbedaan.
·         Amortisasi Aset Tidak Berwujud
Terhadap suatu aset tidak berwujud yang ditaksir memiliki masa manfaat terbatas harus dilakukan depresiasi (amortisasi) secara sistematis selama taksiran masa manfaat aset tersebut.  Nilai yang dapat didepresiasi adalah sebesar biaya perolehannya atau sebesar nilai lain yang berfungsi menggantikan biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi dengan nilai sisanya.
Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis aset bagi perusahaan.  Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, maka harus digunakan metode garis lurus.
Dalam hal ini, pada dasarnya antara PSAK dan IFRS dapat dikatakan tidak ada perbedaan.
·         Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilainya.
Dalam hal ini, pada dasarnya antara PSAK dan IFRS dapat dikatakan tidak ada perbedaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar